Aku inget kata-kata seorang da'i yang bilang bahwa setiap kita adalah anak. ya, kita adalah anak, ada orang yang melahirkan kita : Ibu. ternyata kata "melahirkan" itu menyimpan sesuatu yang begitu sulit. tidak semudah cara pengucapannya, tidak segampang arti harfiahnya.
ada pengorbanan di-kata itu, ada perjuangan, ada resiko, ada harapan, ada banyak konsekuensi setelahnya dan tak lupa juga adanya proses. dari sekian banyak kata "ada" itu, kayaknya hanya "proses" yang pertama kali sebagai alasan. bukan proses melahirkan, tapi proses menghamilkan.
ceritanya, kemarin aku nganter saudara perempuan ke RS Bersalin. dia jenguk temannya yang baru melahirkan. waktu dia ngobrol sama temannya itu, aku pamit keluar.
aku lihat-lihat disitu. eh, pas didepannya -Ruang Tindakan- ada yang teriak-teriak didalam, suara perempuan. suara itu teriak kesakitan. mendengar suara itu aku jadi ngeri, "oh.. begini ya kalo melahirkan?"
setelah ada suara tangis bayi, orang-orang diluar ruangan yang sedang menungguinya dari tadi dengan wajah tegang, kini semua berucap "Alhamdulillah.." sambil menyeka air matanya. air mata bahagia. aku yang melihatnya juga ikut larut dalam keharuan, untung gak ikutan nangis.. :-D
kontan, aku teringat ibuku. "sudahkah aku menjadi anak yang baik? pernahkah aku membahagiakannya?" walaupun aku tidak mendengar dengan jelas, kayaknya hatiku berbisik "belum!"
ada rasa penyesalan, soalnya ibuku udah pergi setahun yang lalu.. untuk selamanya. pengabdianku kini hanya berwujud doa, agar beliau bahagia disana. bagi yang masih memiliki seorang ibu, berbahagialah! jagalah ia baik-baik, jangan biarkan hatinya sedih karena kelakuan kita. walaupun belum bisa membahagiakannya, setidaknya, jangan sakiti hatinya. biar tidak menyesal seperti aku.
ini untuk yang kesekian kalinya aku dapat pelajaran di Rumah sakit.