Harusnya tulisan ini sudah selesai dari kemarin,gara2 ada teman yang ngajakin ngobrol berjam-jam jadi molor sampai hari ini.tampilan blog ku baru yah??
Bosan liat yang lama,gelap soalnya.makanya aku ganti aja pake warna putih,trus font nya juga ganti biar lebih enak dibaca walaupun isinya kacau.
Apalagi yang mau ditulis ya? Aduh,lagi – lagi gak ada ide.tapi daripada libur posting lagi mending nulis ngawur aja.laporan aja deh, aku sekarang lagi baru selesai jumatan,dari tadi kegiatanku cuma download lagu,download game,putar musik,sama becanda.
Mmm.. tadi yang aku dengar saat khotib bercerita dalam khotbahnya,bahwa ada orang tua masuk sorga,tapi anaknya masuk neraka.karena anaknya masuk neraka,maka orang tuanya jadi masuk neraka (juga ).padahal tadinya masuk sorga.
Kenapa bisa begitu??
Saat sang anak disidang dalam pengadilan tuhan,anak ini divonis masuk neraka.kemudian dia protes,” aku masuk neraka,tapi kenapa orang tua ku masuk surga?? Bukankah aku begini gara2 mereka?? Mereka rajin beribadah,tapi mereka tidak pernah mengajariku atau menyuruh ku untuk beribadah seperti mereka.
Jadi kalo aku masuk neraka,maka mereka juga harus begitu.” Iniah penggalan cerita untuk kita ambil hikmahnya.cerita ini mengingatkan para orang tua agar lebih perhatian sama anak2nya.
Bukan hanya memikirkan kelangsungan hidup mereka ketika di dunia,tapi juga di akhirat nanti.kadang orang tua menyekolahkan anaknya karena ingin ijasah yang tinggi,agar nanti bisa jadi menteri,kalo jadi menteri kan hidupnya enak.
Gajinya banyak,kemana – mana ada yang lindungi,kebutuhan hidupnya sangat tercukupi,status sosialnya tinggi.dan macam – macam.tapi mereka lupa akan nasib anaknya kelak dikehidupan terakhir.
Orang tua yang mengharapkan anaknya begitu,ketika tahu anaknya malas belajar,malas sekolah,biasanya mereka marah besar.tapi justru mereka membiarkan ketika anak2nya tidak sholat,tidak puasa.
Inilah yang dimaksud khotib tadi,tapi itu bukan berarti kita tidak boleh mengejar hal keduniawian,hanya perlu diseimbangkan saja.dua2nya perlu,dua2nya harus dikejar,tidak boleh salah satu.
Bagi anak surga memang berada ditelapak kaki ibu,tapi sebagai ibu anda tidak boleh bersikap seenaknya.justru ibu akan dimintai pertanggung jawabannya kelak,apakah ibu sudah mendidik mereka dengan baik,dengan benar. ?
Yang penting tugas orang tua itu mendidik,masalah si anak mau nurut atau tidak,itu sudah urusan Tuhan,itu berhubungan dengan hidayah ( ini katanya lhooo.. ).
Lama2 blog ini menggurui ya?? Maaf lho bapak,ibu,saya hanya cerita.ya siapa tahu dengan cerita ini ada diantara kita yang bisa lebih faham tentang itu.saya tidak punya maksud menggurui koq,sumpah pak.
Gak nyambung blas ya sama judulnya??